Variable
Geometry Turbocharger (VGT), merupakan trend teknologi pada mesin diesel
masa kini dan digunakan pada mesin
diesel, terutama yang menggunakan teknologi common rail.
Sekilas Turbo Lag
Keistimewaan teknologi ini, sudu-sudu atau baling-baling turbin (bagian yang
didorong oleh gas buang), sudut atau posisinya bisa berubah sesuai dengan
putaran mesin. Dengan sudut baling-baling bisa berubah, maka putaran
turbin – selanjutnya kompresor yang menyedot udara dari luar dan memaksanya
masuk ke mesin - bisa disesuaikan dengan putaran atau beban kerja mesin.
Tak kalah penting, gejala turbo “lag” atau turbo lemot
- terjadi pada non-VGT atau baling-baling “mati”
- bisa dicegah. Pada non-VGT, turbo lemot terjadi pada putaran rendah.
Pasalnya, pada kondisi tersebut tekanan gas buang tidak cukup kuat untuk
mendorong atau memutar baling-baling turbin.
Pada putaran mesin tinggi, tekanan makin gas buang makin tinggi. Ini bisa
menyebabkan putaran turbin sangat tinggi (bisa mencapai 100.000 rpm). Tekanan
yang dihasilkan kompresor juga tinggi. Untuk mengatasinya kondisi yang
disebutkan terkahir digunakan “wastegate” pada saluran buang (sebelum
turbin). Dengan demikian, putaran turbin dan tekanan yang dikompresi bisa
dijaga pada batas aman.
Cara Kerja
Untuk VGT, pada putaran rendah, sudut
baling-baling bisa diset atau diposisikan sesuai dengan kebutuhan mesin pada
putaran rendah namun tidak enimbulkan gejala “lag” atau keterlambatan.
Kendati demikian, posisi sudut baling-baling turbin tetap kecil dibandingkan
ketika bekerja pada putaran tinggi.
Sebaliknya, pada putaran tinggi, sudut baling-baling dibuka
lebih besar. Dorongan gas buang terhadap turbin lebih besar dan membuatnya
berputar cepat. Hasilnya, kompresor menyedot udara lebih banyak dan
menghasilkan tekanan lebih tinggi.
Baling-baling di dalam turbin bergerak pada sumbu-sumbu masing ketika
diaktifkan oleh aktuator berupa servo (tabung vakum). Servo ini sekarang
umum bekerja secara elektronik dan diperintah oleh komputer mesin.